SATU HARI DI PERTH AUSTRALIA

Satu Hari di Perth
26 May 2017



Ini pertama kalinya saya melalui udara ke Australi, sebelumnya pada tahun 2012 dan 2013 sering singgah di sekitar wilayah Australi dan New Zealan karena secara kebetulan Kapal Pesiar tempat saya bekerja trip kesana. Salah satu yang paling menonjol ketika berhadapan dengan petugas imigrasi di Australi adalah negara ini sangat ketat dengan rokok. Jadi ceritanya begini, temen saya berbeda sekitar 6 jam keberangkatan dengan trip yang berbeda. Saya tiba di hotel sore, sedangkan temen saya malam. Setelah kami bertemu di malam hari tepat ketika dia tiba di hotel, bahwa rokoknya diambil sebanyak 2 slove marlboro Indonesia, dan hanya disisakan 4 bungkus saja. Temen saya memang belum tahu aturan di Australia, bahwa membawa roko maksimal 50 batang. Singkat cerita, si petugas di bandara itu menawarkan agar membayar denda sebanyak 200$ atau kami sita. Akhirnya teman saya itu pun merelakan rokoknya disita karena uang 200$ bukanlah uang yang kecil. 


Waktu itu di karenakan kapal delay satu hari kami berencana untuk shalat Jumat di Perth setelah satu teman kami menelusuri masjid terdekat di hotel kami menginap Pert Ambasador di jalan Adelaide Terrace.


Setelah sarapan, Sekitar pukul sembilan pagi kami berempat berangkat. Cuaca sangat sejuk dan cerah karena waktu itu sedang musim semi. Suasana kota tidak ramai, hanya beberapa orang saja yang lalu lalang. Ditengah perjalanan kami tertarik sebuah gereja yang sepertinya sangat tua bernama ST. Andrew's Church. Kami pun memulai mengambil foto-foto. Di sebrang gereja ST. Andrew's berdiri juga 3 buah gereja yang saling berdekatan. Saya tidak mengerti mengapa ada 4 gereja yang saling berdekatan. 4 gereja itu terlihat bangunan tua, dan menjadi perhatian kami. 

Kami pun melanjutkan perjalanan. Tujuan utama kami waktu itu adalah Mesjid Perth yang berada di jalan Williams. Dikarenakan teman kami lupa untuk ngescreen shoot peta lokasi yang sudah dia liat waktu di hotel, kami tidak punya patokan yang jelas. Kami pun menanyakan kepada petugas polisi yang berkuda, sangt menarik sekali, mereka patroli dengan kuda yang sangat besar dengan sepatu kuda yang begitu besar juga sehingga banyak menarik perhatian wisatawan. 


Melewati jalan Barrac banyak terdapat toko toko yang sudah buka. Saya melihat ada Asian Cuisin dengan foto ayam penyet ala Indonesia, tapi sayang restorannya masih tutup. Di jalan barac ini juga terdapat toko toko souvenir dan pertukaran mata uang. Kami pun menukar mata uang dolar Amerika kami senilai 60 dolar mendapatkan 70 dolar australi lebih 3,5 dolar. Sistem pembayarannya yaitu dengan menukarkan mata uang berdasarkan aslinya akan tetapi di charge 5 dolar.

Kami pun melanjutkan perjalanan, melintasi rel kereta api melalui jalur trek sepeda. Di sepanjang jalan terdapat pohon yang daunnya seperti daun yang terdapat di bendera Canada, saya pun sempat menanyakan tapi lupa namanya. Daun daun ini sedikit berguguran, berwarna kuning dan memerah. Sungguh indah sekali kota Perth ini, cuaca yang sejuk dan segar cocok sekali untuk jalan pagi atau joging di sekitar kota.



Kami pun melanjutkan perjalanan memasuki sepertina China Townnya Perth. Di jalan William ini banyak sekali terdapat toko toko chinesse. Ada yang berjualan toko kelontong, jg saya temukan mie goreng indofood di dalamnya. Ada yang berjualan daging kiloan. Ada restoran Thailan, restoran Cina, restoran Indonesia, juga ada restoran Vietnam. Dikarenakan perut sudah lapar, kami pun mampir di salah satu restoran vietnam yang baru buka. Kami semua berempat memilih menu yang sama, yaitu Chicked fried and rice dengan minuman es kelapa. Harga Chicked fried and rive 10 dolar australi sedangkan es kelapanya 5 dolar australi. Penyajiannya lumayan cepat dan ga lama kemudian banyak yang berkunjung.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah satu. Mesjid Pert berada di depan restoran vietname yang tadi kita makan. Orang orang sudah banyak berdatangan untuk menunaikan ibadah jumat. Kebetulan besok adalah hari pertama bulan Ramadhan. Perasaan yang sangat luar biasa sekali bisa berjamaah bersama muslim lainnya dari berbagai negeri.Tak terbayangkan apalagi bila umrah atau haji dan bertemu dengan penduduk negara lainnya.

Setelah selesai jumatan kembali saya tidak mau ketinggalan momen yang indah ini saya foto foto kembali. Setelah puas, kami pun kembali pulang dengan jalan yang berbeda, kami pergi ke taman yang saya lupa lama nama tamannya, yang pasti di dalamnya terdapat sebuah gedung Supreme Court of Western Australia dan di sampingnya ada sebuah gedung pemerintahan, sepertinya gedung itu warisan zaman kolonial.